Pengoleksi burung (burung yang di pelihara di dalam sangkar) di Indonesia cukup besar jumlahnya, hampir sebagian besar atau mungkin semua dari mereka itu hanya menikmati suara atau kicauannya saja. Sedangkan burung-burung yang tidak memiliki kicauan merdu kurang mendapat tanggapan dan sebaliknya burung berkicau akan di banderol cukup mahal bahkan dengan harga fantastis.
Keadaan ini sungguh memprihatinkan karena sebagian besar burung-burung tersebut di dapat dari perburuan dan tangkapan liar walaupun ada juga di dapat dari penangkaran, akibatnya tentu saja populasi di alam akan berkurang dengan cepat bahkan bisa jadi terancam punah.
Salah satu artikel dari situs Burung Indonesia tentang status burung di Indonesia 2021 bahwa terdapat beberapa jenis burung semakin beresiko mengalami kepunahan antara lain Perkici Dada-merah / Sunset Lorikeet (Trichoglossus forsteni), Empuloh Janggut / Brown-checked Bulbul (Alophoixus bres), empuloh pipi / Grey-checked Bulbul (Alophoixus tephrogenys), cucak aceh (Pycnonotus snouckaerti), dan Anis Kembang / Chesnut-capped Thrush (Geokichla interpres).
Selain kabar buruk, kabar baiknya adalah bahwa terdapat juga pengurangan status keterancaman beberapa jenis seperti Kowak jepang / Japanese Night Heron (Gorsachius goisagi), Kepudang-sungu Kai / Kai Cicadabird (Edolisoma dispar), dan Bangau Sandang-lawe / Woolly-necked Stork (Ciconia episcopus) kini diketahui memiliki wilayah persebaran yang relatif luas dengan kondisi populasi yang relatif stabil, sehingga mengalami penurunan kategori keterancaman (IUCN, 2020).
Perkembangan pesat teknologi dan peningkatan minat masyarakat terhadap aktivitas pengamatan burung turut berkontribusi bagi perkembangan dunia ornitologi dan konservasi. Laporan hasil pengamatan melalui observatorium sains warga seperti e-Bird berkontribusi terhadap penambahan 16 jenis ke dalam daftar burung yang tercatat di Indonesia.
Apa sih pengamatan burung itu?
Pengamatan burung yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan birdwatching merupakan salah satu bentuk pengamatan satwa liar dimana pengamatan burung merupakan kegiatan rekreasi. Ini dapat dilakukan dengan mata telanjang, melalui perangkat peningkatan visual seperti teropong dan teleskop dan dengan mendengarkan suara burung.
Pengamatan burung sering kali melibatkan komponen pendengaran yang signifikan, karena banyak spesies burung lebih mudah dideteksi dan diidentifikasi dengan telinga daripada dengan mata. Pengamat burung melakukan aktivitas ini untuk alasan rekreasi atau sosial, tidak seperti ahli burung, yang terlibat dalam studi burung menggunakan metode ilmiah formal.
Pada saat pengamatan burung adalah bukan hanya burung apa yang kita lihat namun lebih kepada apa saja yang burung tersebut lakukan.
Jadi pengamatan burung adalah memperhatikan bentuk burung tersebut termasuk warna bulu dan perilakunya di alam seperti apa yang dimakan, dimana saja dia hinggap dll, dan itu bisa dilakukan di pekarangan rumah kita.
Belum pernah mencoba? Cobalah, ini suatu kegiatan yang menyenangkan! Umumnya kita hanya menikmati kicau burung di dalam sangkar tetapi mengamati perilakunya di alam sebenarnya jauh lebih dari menyenangkan.
Caranya bagaimana?
Pengamatan burung di halaman atau sekitar rumah mungkin akan berbeda untuk setiap lingkungan rumah, bagi rumah di perkotaan mungkin lebih sulit tetapi ada cara untuk memindahkan burung ke pekarangan rumah kita.
Langkah awal yang paling sederhana adalah pada saat anda bangun di pagi hari atau sore hari, tengoklah keluar jendela adakah burung yang terlihat di halaman? atau kamu mendengar kicauan burung? Kalau ada, amatilah perilakunya, apa yang mereka lakukan, apa yang membuat mereka datang ke rumahmu?
Di rumah saya ada banyak Merbah Terukcuk (Yellow-vented Bulbul) yang suka makan buah pepaya saya dan buah palem, kadang-kadang mencuri pisang di meja makan kami. Lakukan pengamatan itu dari balik jendelamu karena burung liar sensitif terhadap kehadiran manusia.
Cara paling sederhana membawa burung ke halaman rumah kita adalah dengan menyediakan makanan untuk burung-burung tersebut, contohnya untuk burung Perkutut / (Zebra Dove) dan Tekukur (Spotted Dove) saya memberi nya sisa-sisa nasi jadi tidak perlu membeli, untuk burung lain seperti Bondol Sisik (Scally-breasted Munia dan Bondol Haji (White-headed Munia) kebetulan di rumah kami ada pohon palem dan sedikit rumput, mereka akan bersarang di pohon palem dengan rumput sebagai sarangnya.
Untuk burung yang lain seperti Hisap Madu Sriganti (Olive-backed Sunbird) kami menanan pohon kembang sepatu, Pijantung Kecil (Little Spiderhunter) akan ada pada pohon pisang, demikian juga dengan Kaladi Ulam (Freckle-breasted Woodpecker) biasanya akan datang hinggap pada satu-satunya pohon kelapa di halaman belakang rumah kami.
Sederhana nya, setiap burung akan datang pada tempat yang ada makanannya dan merasa aman di tempat tersebut, jadi ketersediaan makanan dan rasa aman adalah kuncinya. Sediakan itu dan lihatlah burung-burung akan datang menghampiri pekarangan rumah mu!
Gampang kan, silahkan mencoba! Rekreasi murah di saat pandemi covid 19.
Kalau kamu berniat melihat burung-burung lain selain yang sering datang ke rumah mu, keluarlah ke lingkungan sekitar. Mungkin di dekat rumah mu ada sawah, lapangan rumput, sungai, mangrove, pantai atau taman kota. Semua tempat itu adalah habitat burung yang berbeda.
Bisa melihat burung dengan mata telanjang di luar?
Saya bilang bisa tetapi akan lebih baik kalau kita memakai peralatan tambahan seperti binokular atau teleskop. Dengan menggunakan binokular kamu akan bisa melihat dengan lebih jelas dan detail, ya memang tipe binokular akan berpengaruh dengan kejernihan penglihatan, tetapi itu disesuaikan dengan budget mu. Saya sendiri menggunakan Nikon monarch, sudh 7 tahun tetapi masih sangat bagus walaupun karet pembungkusnya sudah aus karena pemakaian.
Ingat, burung akan lebih aktif disaat pagi dan sore hari, jadi, mulailah sepagi mungkin sekitar jam 6.00 - 10.00 atau sore hari jam 16.00-18.00.
Bagaimana dengan pakaian?
Kalau kita melakuakan pengamatan burung di luar ruangan, dibawah matahari, sudah pasti kita akan berkeringat, . Walaupun itu bagus untuk kesehatan namun kita perlu merasa sedikit nyaman supaya kegiatan pengamatan burung menjadi lebih menggairahkan. Jangan menggunakan pakaian berwarna terang, berwarna hijau lebih baik, sedikit longgar dengan bahan kain yang cepat kering dan topi.
O ya jangan lupa untuk mencatat setiap burung yang diamati, jam berapa perjumpaannya, dimana dia hinggap atau dia sedang makan apa. Untuk apa?
Sebagai pembelajaran lebih lengkap tentang satu jenis burung sehingga kita mengetahui dengan lebih baik apa sebenarnya tujuan burung tersebut diciptakan. Mungkin bisa menjadi satu alasan kita bersyukur kepada Sang Pencipta. Dan sudah pasti setiap burung akan memiliki fungsi baik di dalam rantai kehidupan ini sehingga kita akan mulai berpikir untuk melindunginya.
Selanjutnya, pada saat pengamatan saya yakin kamu akan menemukan burung baru yang kamu belum tahu ID nya. Terus gimana dong?
Gampang, selain kita membawa alat bantu penglihatan seperti binokular kita perlu membawa buku panduan lapangan atau kita bisa browsing di internet. Bisa juga bergabung pada group-group pengamat burung di sosial media atau lebih bagus lagi jika ada klub burung di kotamu. Kamu akan lebih cepat belajar dari orang yang lebih senior di klub itu. Yang pasti acara pengamatan menjadi lebih asyik bersama group asal jangan terlalu banyak orang.
Saya pikir itu cukup untuk pemula, lebih dari pada ini kamu bukan lagi sebagai pengamat burung (birdwatcher) saja tetapi menjadi pengejar burung (birder, twitcher dan sebagainya, dengan target-target tertentu di tempat yang jauh di seluruh dunia), tidak ada yang salah dengan itu.
Kalau keliling dunia terlalu jauh, lakukan di Indonesia dulu yang secara keseluruhan tahun ini (2021) tercatat memiliki 1.812 jenis burung yang berbeda dan 532 jenis endemis. Oops!
Selamat mencoba, happy birdwatching dan jika anda ada kendala, tulislah sesuatu di kolom komentar, mungkin saya bisa membantu.
Selamat bergabung di dunia burung liar!
Salam lestari!
Comments